Tentang Kami

Content Image
IMG_7267
Sejarah

Penangkaran Buaya
Asam Kumbang

Pada tahun 1959, Penangkaran Buaya Asam Kumbang mulai didirikan oleh Bapak Lo Tham Muk dan Ibu Lim, berawal dari 12 ekor buaya yang berasal dari sungai dan rawa-rawa di Medan. Bapak Lo memelihara buaya-buaya tersebut karena hobby. Pada saat itu, buaya masih tergolong satwa yang tidak dilindungi, jadi bebas untuk ditangkap dan dipelihara untuk tujuan komersil, hobby dan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, buaya-buaya yang awalnya berjumlah 12 ekor berkembang menjadi besar dan akhirnya dipindahkan ke penangkaran seluas 2 hektar yang saat ini berdiri. Buaya yang berusia 12 tahun akan mulai bertelur, dan untuk pertama kalinya seekor buaya bisa bertelur kurang lebih 10 butir. Semakin tua, seekor buaya bisa bertelur hingga 40 butir. Dan seekor buaya biasanya bertelur setahun sekali. Menetas atau tidaknya telur-telur tersebut bergantung dari cuaca dan tempat. Kadang-kadang bisa tidak ada telur yang berhasil menetas, atau busuk semua.

Sejarah

Penangkaran Buaya
Asam Kumbang

Pada tahun 1959, Penangkaran Buaya Asam Kumbang mulai didirikan oleh Bapak Lo Tham Muk dan Ibu Lim, berawal dari 12 ekor buaya yang berasal dari sungai dan rawa-rawa di Medan. Bapak Lo memelihara buaya-buaya tersebut karena hobby. Pada saat itu, buaya masih tergolong satwa yang tidak dilindungi, jadi bebas untuk ditangkap dan dipelihara untuk tujuan komersil, hobby dan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, buaya-buaya yang awalnya berjumlah 12 ekor berkembang menjadi besar dan akhirnya dipindahkan ke penangkaran seluas 2 hektar yang saat ini berdiri. Buaya yang berusia 12 tahun akan mulai bertelur, dan untuk pertama kalinya seekor buaya bisa bertelur kurang lebih 10 butir. Semakin tua, seekor buaya bisa bertelur hingga 40 butir. Dan seekor buaya biasanya bertelur setahun sekali. Menetas atau tidaknya telur-telur tersebut bergantung dari cuaca dan tempat. Kadang-kadang bisa tidak ada telur yang berhasil menetas, atau busuk semua.

Setelah
Renovasi

Jenis buaya yang ada di penangkaran adalah Buaya Muara dan Buaya Senyulong yang merupakan jenis buaya terbesar di Kalimantan. Saat ini, kurang diperkirakan ada sekitar 300 ekor buaya, hasil dari budidaya dari 12 ekor buaya yang pada awalnya dipelihara oleh Bapak Lo.

Setiap hari dibutuhkan sekitar 500 kg daging ayam mati untuk pakan buaya. Tetapi karena semakin sulit untuk mendapatkan daging ayam mati untuk memenuhi kebutuhan pakan buaya, maka harus membeli makanan yang agak mahal berupa kepala dan tulang-tulang ayam segar yang sudah diambil dagingnya. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya biaya untuk memenuhi kebutuhan makan buaya.

Penangkaran Buaya Asam Kumbang telah direnovasi di Bulan November tahun 2021. Renovasi ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan untuk para pengunjung wisata yang ingin mengenal lebih dekat satwa reptil ini.

Setelah
Renovasi

Jenis buaya yang ada di penangkaran adalah Buaya Muara dan Buaya Senyulong yang merupakan jenis buaya terbesar di Kalimantan. Saat ini, kurang diperkirakan ada sekitar 300 ekor buaya, hasil dari budidaya dari 12 ekor buaya yang pada awalnya dipelihara oleh Bapak Lo.

Setiap hari dibutuhkan sekitar 500 kg daging ayam mati untuk pakan buaya. Tetapi karena semakin sulit untuk mendapatkan daging ayam mati untuk memenuhi kebutuhan pakan buaya, maka harus membeli makanan yang agak mahal berupa kepala dan tulang-tulang ayam segar yang sudah diambil dagingnya. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya biaya untuk memenuhi kebutuhan makan buaya.

Penangkaran Buaya Asam Kumbang telah direnovasi di Bulan November tahun 2021. Renovasi ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan untuk para pengunjung wisata yang ingin mengenal lebih dekat satwa reptil ini.